Menteri Keuangan Jerman Wolfgang Schauble telah membela minoritas Muslim
negara tersebut, mengatakan bahwa Islam adalah bagian dari masyarakat
dan menyerukan untuk menghentikan diskriminasi anti-Muslim, kantor
berita harian The Local memberitakan.
"Kami memiliki setiap kepentingan dalam mengatakan bahwa Islam adalah
sebuah bagian dari negara kami dan dalam mengundang Muslim untuk
menilai apa yang kami telah capai di Dunia Barat," Schauble mengatakan
pada edisi terbaru majalan politik Cicero.
Ia mengatakan bahwa agama, keyakinan, demokrasi dan hak asasi manusia universal semuanya adalah sejajar.
Komentar-komentar Schauble mengikuti kegemparan yang disebabkan oleh
Menteri Dalam Negeri baru, Hans-Peter Friedrich, yang mengatakan bahwa Islam tidak memiliki sejarah di Jerman.
Jerman memliki antara 3,8 dan 4,3 juta Muslim, menyusun sekitar 5
persen dari keseluruhan 82 juta populasi, menurut studi yang
diselenggarakan pemerintah.
Oktober lalu, Presiden Jerman Christian Wulff mengatakan bahwa Islam
adalah bagian dan balutan dari masyarakat Jerman berdampingan dengan
keyakinan tradisional agama Kristianitas dan Yudaisme.
Bagaimanapun juga, Jerman telah menumbuhkan perselisihan pada
kehadiran Muslim baru-baru ini, dengan sebuah perdebatan yang memanas
tentang imigrasi Muslim ke dalam negara tersebut.
Kontrovresi tersebut telah dipicu oleh bankir pusat Thilo Sarrazin,
yang menuduh para imigran merusak masyarakat yang menjadi kurang
intelijen karena para imigran Muslim tersebut.
Kanselir Jerman Angela Merkel meningmbang, mengatakan bahwa multikulturalisme telah gagal di Jerman.
Sebuah poling baru-baru ini oleh Universitas Munster menemukan bahwa
Jerman memandang Muslim lebih dengan cara negatif dari pada para negara
tetangga Eropa lainnya.
Kantor berita harian Der Spiegel telah memperingatkan Agustus lalu
bahwa negara tersebut menjadi tidak toleran terhadap minoritas
Muslimnya.
Schauble meminta para imigran untuk berintegrasi ke dalam masyarakat Jerman.
Seruannya tersebut datang dalam menanggapi sebuah seruan oleh Perdana
Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan bulan lalu bagi para imigran Turki
di Jerman untuk mempelajari kebudayaan Turki sebelum Jerman.
Erdogan juga telah mengkritisi kebijakan-kebijakan Jerman meminta
para orang asing untuk mengabaikan kebudayaan dan bahasa asal mereka,
memicu perselisihan di negara Eropa.
Bagaimanapun juga, Schauble mengatakan bahwa ia tidak merasa khawatir
bahwa Turki akan menutup anak-anak mereka dari masyarakat Jerman.
"Ketika Anda melihat apa yang para wanita muda dari keluarga yang
berorientasi tradisi terutama yang mereka capai di samping perlawanan
dari keluarganya, dan kekuatan apa yang ada di dalam generasi muda
tersebut, Anda dapat kagum – dan merasa senang," ia mengatakan.
Sampai 2010, ada sebuah perkiraan 3,5 juta orang berasal dari Turki yang tinggal di Jerman. (ppt/oi)
0 comments:
Post a Comment
Please comment and your comments are very useful for the development of this blog. Do not forget to comment ethics, and do not waste time trying to spam. Thank You!