Home » » Pakar: "Bonus Demografi" Jadi Peluang dan Ancaman

Pakar: "Bonus Demografi" Jadi Peluang dan Ancaman

Written By Unknown on Wednesday, May 2, 2012 | Wednesday, May 02, 2012

Semarang (ANTARA) - Pakar pendidikan dari Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan atau IKIP PGRI Semarang Muhdi menilai bonus demografi berupa populasi usia produktif yang dimiliki Indonesia menjadi peluang sekaligus ancaman.

"Bonus demografi itu yang mendasari tema mencetak generasi emas pada peringatan Hari Pendidikan Nasional tahun ini, karena populasi usia produktif Indonesia saat ini memang besar," katanya di Semarang, Rabu.

Muhdi yang juga Rektor IKIP PGRI Semarang itu mengakui besarnya populasi penduduk usia produktif yang dimiliki Indonesia memang menjadi peluang dalam mencetak generasi emas, dan mendorong mencapai "Indonesia emas".

Persoalannya, kata dia, jika populasi usia produktif itu tidak dikelola dengan baik, maka bisa menjadi ancaman bagi Indonesia ke depannya, dan kata kunci untuk mencetak generasi emas sebenarnya bergantung pendidikan.

Ia menjelaskan proses pendidikan di Indonesia saat ini masih memiliki kekurangan pada beberapa aspek, terutama kesenjangan pendidikan antardaerah, akses pendidikan yang terjangkau semua masyarakat, dan kualitas guru.

"Kesenjangan pendidikan terjadi hampir di semuanya, mulai daerah pinggiran dengan tengah kota, apalagi antardaerah di Indonesia. Ukuran kesenjangan ini dengan mudah dilihat dari pemenuhan standar nasional pendidikan," katanya.

Akses pendidikan, kata Sekretaris Umum PGRI Jawa Tengah itu, tidak hanya terbatas akses mendapatkan pendidikan, namun bagaimana mereka yang sudah mengakses pendidikan mampu mengakses sarana pendidikan secara optimal.

"Contoh kecilnya, buku. Akses siswa terhadap buku pelajaran sangat penting. Pemerintah memang sudah mengupayakan, sampai dengan pengadaan buku elektronik (e-book). Namun, apakah semua daerah sudah bisa mengaksesnya," katanya.

Setelah itu, kata dia, kualitas guru yang selama ini memang belum cukup menggembirakan, mulai dari jenjang pendidikan hingga kompetensinya, padahal keberadaan guru untuk mencetak generasi emas sangatlah penting.

Menurut dia, pemerintah harus mampu memetakan dan memenuhi setidaknya tiga aspek tersebut, yakni mengatasi kesenjangan pendidikan antardaerah, menjamin akses pendidikan untuk seluruh masyarakat, dan meningkatkan kualitas guru.

"Ini memang membutuhkan langkah masif, sistemik, dan ekstra. Namun, harus dilakukan untuk mewujudkan generasi emas di masa yang akan datang. Kalau tidak, `bonus demografi` itu justru menjadi ancaman di masa datang," katanya.

Selain itu, ia mengatakan proses pendidikan yang sekarang ini cenderung berupaya mencetak anak didik yang cerdas secara intelektual, sebaiknya diimbangi dengan mencetak anak didik cerdas emosional, mental, dan karakter.

"Untuk menghasilkan generasi emas, tidak cukup mengandalkan mereka yang hanya cerdas secara intelektual, namun kecerdasan secara emosional, mental, dan karakter juga sangat diperlukan," kata Muhdi.(ar)
Share this article :

0 comments:

Post a Comment

Please comment and your comments are very useful for the development of this blog. Do not forget to comment ethics, and do not waste time trying to spam. Thank You!